Breaking

LightBlog

Monday, 10 November 2025

GRANAT Lampung Gaungkan Perang Melawan Narkoba, Ajak Mahasiswa Unila Jadi Garda Terdepan Penyelamat Bangsa

thumbnail

Indonesia kini menghadapi krisis narkoba yang jauh melampaui status darurat, bahkan telah menjelma menjadi bencana nasional. Setiap tahun, puluhan ribu nyawa melayang sia-sia akibat penyalahgunaan barang haram ini, dengan angka kematian mencapai 18.000 jiwa per tahun secara nasional, atau sekitar 50 orang setiap harinya. Ironisnya, kelompok rentan seperti pelajar dan mahasiswa, yang seharusnya menjadi tulang punggung masa depan bangsa, menjadi sasaran empuk peredaran gelap narkoba. Provinsi Lampung sendiri mencatat angka yang mengkhawatirkan dengan 128.529 jiwa penyalahguna, dimana 22 persen di antaranya adalah generasi muda terpelajar.

Menyikapi kondisi memprihatinkan ini, Gerakan Nasional Anti Narkotika (GRANAT) Provinsi Lampung tak henti menggalang kekuatan. Pada Senin, 10 November 2025, Ketua DPD GRANAT Lampung, H. Tony Eka Candra, bersama jajaran pengurus, membuka pintu Graha Karya untuk menerima silaturahmi lima perwakilan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung: Rachel Aulia Az-Zahra, Nia Angelina, Maudy Aprilica, Ruth Stevy Tobing, dan Abyas Fachri Efendi. Pertemuan ini menjadi ajang dialog kekeluargaan yang membahas mendalam tentang Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

Dalam diskusi tersebut, Tony Eka Candra, yang juga seorang karateka DAN VII, menyoroti betapa Indonesia telah menjadi "pasar besar" yang menggiurkan bagi sindikat narkoba internasional. Ia menjelaskan, jenis narkoba seperti ganja, ekstasi, dan sabu menjadi primadona di kalangan penyalahguna awal, terutama di kalangan pelajar, mahasiswa, dan pekerja usia produktif. Bisnis gelap ini memang menguntungkan, namun dampaknya menghancurkan: hanya sebagian kecil pecandu yang mampu pulih, sementara sisanya berakhir dengan kerusakan mental, menjadi beban keluarga, masyarakat, dan negara, bahkan tak jarang menemui ajal yang tragis.

Maka dari itu, Tony menegaskan bahwa perjuangan melawan narkoba membutuhkan metode yang masif, terpadu, dan berkesinambungan. Sinergi antara seluruh komponen bangsa dan partisipasi aktif masyarakat adalah kunci untuk menciptakan Indonesia yang sehat dan bebas dari jeratan narkoba. Salah satu strategi utama adalah metode Preemtif, melalui Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) yang luas dan mendalam. Ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran kolektif tentang bahaya narkoba, sehingga masyarakat secara proaktif menolak untuk terlibat dalam lingkaran setan ini. GRANAT Lampung berharap, melalui pertemuan ini, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan dan garda terdepan dalam menyebarkan semangat anti-narkoba di lingkungan kampus dan masyarakat luas.

No comments:

Post a Comment

Adbox